Daftar
Pertanyaan dan Jawaban Diskusi
Kelompok
2
·
Pertanyaan 1
Apa yang terjadi jika konflik
membesar pada organisasi? (Agung)
Jawab:
Pertama
pasti kita mengambil cara musyawarah, tetapi jika sudah dilakuan musyawarah
terus – menerus dan tidak juga mendapat kata mufakat mau tidak mau seseorang
yang berkonflik di dalam organisasinya harus memberanikan diri untuk keluar
dari organisasinya daripada merusak organisasi itu sendiri.
·
Pertanyaan 2
Bagaimana penyelesaian organisasi
eksternal dan internal? (Dimas)
Jawab:
Tentu
pasti yang pertama adakan musyawarah
terlebih dahulu. Tetapi jika tidak juga ada kata mufakat bisa kita mencari
bantuan atau melibatkan orang ketiga yang seperti contohnya dalam konflik
PERADI dan K.A.I melibatkan DPR sesuai dengan pasal didalam undang – undang
yang akhirnya tetap kedalam jalur musyawarah. Selalu musyawarah adalah yang
utama dan pasti akan dapat mufakat, jika tidak dapat lagi terpaksa seseorang
yang tetap dengan pendiriannya dan sudah tidak sejalan dengan anggota lainnya
lebih baik kelar dari organisasinya.
·
Pertanyaan 3
Seberapa pentingkah pihak ke -3?
(Panji)
Jawab:
Itu
tergantung dengan konflik yang dihadapi di dalam organisasi tersebut, jika
memang perlu ada campur tangan pihak ke 3 ya pasti memang harus diadakan pihak
ke 3 nya itu termasuk kedalam strategi penyelesaian konflik dengan cara
akomodasi. Pihak ke 3 memberi strategi atau arahan untung menyeleseaikan
konflik dengan cepat. Tapi, sebagai pihak ke 3 harus bersikp adil kepada
organisasi atau anggota dari organisasi yang sedang berkonflik.
·
Pertanyaan 4
Bagaimana cara mengatasi konflik
pribadi pada angota dalam suatu organisasi? (Teuku)
Jawab:
Seperti
yang sudah di jelaskan dalam strategi penyelesaian konflik, disana disebutkan
bahwa keterbukaan sangat penting dalam penyelesaian konflik. Jadi, menurut saya
masing – masing dari anggota ang sedang berkonflik itu harus terbuka agar
anggota yang lain tau dimana akar masalahnya dan dapat cepat diselesaikan.
·
Pertanyaan 5
Bagaimana dengan penyelesaian
konflik yang makin lama bukannya makin selesai malah makin berat? Apakah dengan
cara menghindar baik? (lutfi)
Jawab :
Disetiap
organisasi pasti punya ketua yang paling tinggi. Pasti kita harus mematuhi apa
yang diarahkan oleh ketua kita tersebut. Salah jika kita menghindari konflik,
malah seharusnya kita ikut serta aktif dalam penyeleaian konflik tersebut.
Misalnya jika ketua kita menginstruksikan akan adanya rapat yang membahasa
konflik tersebut, kita harus ikut serta atau harus aktif dalam rapat tersebut
bukan hanya nantinya kita meminta penjelasan pada anggota yang lain, karena
belum tentu anggota itu pun benar – benar mengikuti jalannya rapat dengan baik.
·
Pertanyaan 6
Bagaimana sudut pandang anda dengan
orang yang berkonflik? Misalnya dalam konflik FSPMI? (Reza dan Suci)
Jawab :
Dalam
konflik FSPMI itu sebenarnya bukan organisasinya yang salah atau tidak benar,
malah karea adanya FSPMI pemerintah jadi tahu tentang keadaan tenaga kerja dan
apa yang diinginkan oleh tenaga kerja di Indonesia. FSPMI sebagai wadah dalam
memberikan aspirasi kepada tenaga kerja di Indonesia. Justru yang merusak nama
baiknya adalah oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab, malah mungkin oknum
–oknum itu bukan dari kalangan FSPMI itu sendiri tapi mereka mengatasnamakan
FSPMI. Penyelesaian suatu konflik itu bisa dilakukan sesuai konflik yang ada
didalam organisasi tersebut. Pada konflik yang terjadi di FSPMI yang harus
dilakukan adalah pemerintah harus dan wajib menangkap oknum – oknum yang
merusak atau melakaukan tindakan kejahatan yang mengatasnamakan FSPMI sehingga
FSPMI kembali menjadi organisasi yang benar – benar sebagai wadah tenaga kerja
di Indonesia dalam menyampaiakan asprasinya kepada pemerintah.