TUGAS SOFTSKILL
Proposal Penelitian
Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Motivasi Belajar dan Aktivitas Remaja
DITA LOGIARTI
12113607
3KA07
DOSEN: SANGSANG
SANGABAKTI
Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang Masalah
Ada banyak
faktor yang dapat memengaruhi tingkat keefektifan belajar seorang remaja, baik
itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal seperti suasana
hati, kemalasan, semangat, dan kesehatan, serta faktor eksternal seperti
lingkungan pertemanan, keluarga, kampus, kondisi cuaca, tenaga pengajar,
ketersediaan fasilitas, dan teknologi, dapat mempengaruhi keefektifan belajar remaja.
Di samping itu, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini penulis menyadari
pesatnya perkembangan teknologi, terutama di kalangan anak muda, dan khususnya
di lingkup remaja. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat,
peningkatan jumlah pengguna internet pun juga meningkat tajam. Bersamaan dengan
itu, tak dapat dipungkri lagi bahwa jumlah pengguna jejaring sosial juga
meningkat.
Berdasarkan data
dari UNICEF tahun 2014, pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan
remaja mencapai 30 juta jiwa, dan bisa dipastikan lebih dari 70 persen dari
angka tersebut merupakan pengguna internet aktif yang memiliki setidaknya satu
akun jejaring sosial. Data tersebut mencakup remaja baik itu yang kuliah maupun
yang tidak. Dari angka yang spektakuler ini penulis berasumsi bahwa internet
dan jejaring sosial, atau media sosial, sedikit-banyak telah memberikan dampak
terhadap remaja Indonesia. Tidak hanya dalam kehidupan umum saja, namun dampak
dari jejaring sosial juga sudah mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak
tersebut mencakup dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Oleh
karenanya, di dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti dampak dari
media sosial tersebut terhadap remaja.
1.2
Identifikasi
Masalah
Apa saja dampak
yang dapat ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap remaja?
1.3
Pembatasan
Masalah
Adanya
situs-situs dan aplikasi-aplikasi jejaring sosial dapat memengaruhi kehidupan
siswa/mahasiswa, baik itu kehidupan secara umum maupun dalam dunia
pendidikan/perkuliahan.
1.4
Rumusan
Masalah
Dari uraian
latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Adakah
dampak positif dari jejaring sosial terhadap motiivasi belajar remaja?
2. Bagaimana
dampak dari jejaring sosial terhadap motivasi belajar remaja?
1.5
Tujuan
Penelitian
Secara
terperinci, tujuan dari penulisan dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari
tahu pengaruh jejaring sosial terhadap motivasi belajar remaja.
2. Menginformasikan
kepada pembaca mengenai apa itu jejaring sosial dan apa saja pengaruhnya.
3. Membantu
merumuskan alternatif-alternatif solusi terhadap permasalahan yang ditimbulkan
oleh jejaring sosial.
1.6
Kegunaan
Penelitian
Dalam penelitian
ini penulis ingin menyampaikan kepada pembaca tentang dampak positif dan
negatif apa saja yang dapat ditimbulkan media sosial terhadap proses belajar remaja.
Ke depannya, supaya data-data dalam penelitian ini dapat berguna untuk bahan
pertimbangan guna mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh media sosial,
serta lebih jauh lagi, diharapkan penelitian ini dapat juga meningkatkan
produktifitas dan motivasi belajar remaja sehingga meningkatkan prestasi
mereka.
Bab II
Kajian Teori
Jejaring
sosial atau media sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu
atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan
lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari
elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan di mana
mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal
sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor
J.A. Barnes di tahun 1954.
Dengan
berkembangnya dunia teknologi, saat ini banyak situs-situs jejaring sosial yang
menyedot perhatian banyak massa. Sebut saja Facebook dan Twitter yang
belakangan ini sangat digandrungi anak kecil, remaja maupun dewasa. Sudah dapat
dipastikan situs jejaring sosial ini memiliki dampak positif dan negatif bagi
penggunanya itu sendiri. Pemanfaatan internet akhir-akhir ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi
media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari
dunia bisnis, industri, pendidikan dan pergaulan sosial. Khusus mengenai
jejaring sosial atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal
dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan.
Bentuk
kolaborasi antara lain adalah:
·
Saling bertukar
pendapat/komentar.
·
Mencari teman.
·
Saling mengirim surel.
·
Saling memberi
penilaian
·
Saling bertukar
dokumen, dan lain sebagainya.
- Macam-Macam Situs Jejaring Sosial
1. Jaringan
sosial di internet
Jejaring
sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu
atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan,
dll.
Ada
banyak situs penyedia layanan jejaring sosial di internet, mulai dari yang
sangat booming sampai yang biasa-biasa saja. Keadaan ini bisa saja berubah
seiring waktu. Di mana satu jejaring sosial lebih banyak diminati disbanding
jejaring sosial yang lain. Namun pada fungsi dasarnya, jejaring sosial ini sama
saja, hanya beda fitur dan peruntukannya.
2. Facebook
Facebook
adalah website jaringan sosial di mana para pengguna dapat bergabung dalam
komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman
mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat
melihat tentang dirinya.
3. Twitter
Twitter
adalah salah satu layanan social networking dan saat ini merupakan layanan
sangat terkenal terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Twitter ini berfungsi
sebagai microblog, atau blog dengan skala yang kecil, di mana para penggunanya
dibatasi untuk menggunakan hanya 140 karakter huruf di dalam setiap tulisan
(tweet) mereka.
4. Instagram
Instagram
mulai booming pada tahun 2013 saat pihak pengembangnya mulai melebarkan sayap
platform aplikasi Instagram dari iOS ke Android. Berbeda dari Facebook dan
Twitter, Instagram digunakan untuk berbagi momen lewat foto. Meskipun pada
Facebook dan Twitter kita juga dapat membagikan foto, namun jejaring sosial
Instagram hanya dikhususkan untuk foto saja. Namun pada akhirnya Instagram
dibeli oleh Facebook.
Dampak Jejaring Sosial
Akhir-akhir
ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan
tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling
hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang
anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial. Selain itu
penyalahgunaan situs jejaring sosial juga digunakan sebagai ajang prostitusi di
kalangan remaja. Selain kedua hal tersebut, masih banyak lagi masalah-masalah
yang ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat
ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk
memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau pemakai, menekankan
pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya.
Setidaknya,
ada beberapa dampak negatif dari situs jejaring sosial:
1. Membuat
Seseorang Menjadi Penyendiri dan Susah Bergaul
Situs
jejaring sosial di internet membuat penggunanya memiliki dunia sendiri,
sehingga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan
lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan situs jejaring sosial
sering mengalami hal ini. Yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya lagi.
2. Kurangnya
Sosialisasi dengan Lingkungan
Hal
ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial peserta didik
(siswa). Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih
banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya bersama teman teman
di komunitas jejaring sosialnya, yang rata-rata membahas sesuatu yang tidak
penting. Akibatnya kemampuan interaksi siswa menurun.
3. Berkurangnya
Waktu Belajar Siswa
Hal
ini sudah jelas, karena dengan mengakses internet dan membuka situs jejaring
sosial siswa akan lupa waktu, sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu
saja.
4. Mengurangi
kinerja.
Banyak
karyawan perusahaan, dosen, mahasiswa yang bermain situs jejaring sosial pada
saat sedang bekerja. Mau diakui atau tidak pasti mengurangi waktu kerja.
Sebenarnya bisa dikurangi akibatnya jika kita bisa memanage waktu yaitu bermain
situs jejaring sosial ketika istirahat. Saya sendiri mengharamkan situs
jejaring sosial bagi diri saya ketika saya sedang di institut. Hari senin
sampai jum’at dari jam 9 sampai jam 18 adalah waktu terlarang bagi saya untuk
membuka situs jejaring sosial.
5. Berkurangnya
perhatian terhadap keluarga.
Mau
diakui atau tidak ini terjadi jika kita membuka situs jejaring sosial saat
sedang bersama keluarga. Sebuah riset di inggris menunjukan bahwa orang tua
semakin sedikit waktunya dengan anak-anak mereka karena berbagai alasan. Salah
satunya karena situs jejaring sosial. Bisa terjadi sang suami sedang menulis wall,
si istri sedang membuat koment di foto sementara anaknya diurusi pembantu. Saya
termasuk orang kolot dalam hal ini. Saya akan membatasi diri saya dan keluarga
saya untuk sekedar bermain situs jejaring sosial atau sms-an yang tidak penting
saat bersama keluarga.
6. Tergantikanya
kehidupan sosial.
Situs
jejaring sosial sangat nyaman sekali. Saking nyamannya sebagian orang merasa
cukup dengan berinteraksi lewat facebook sehingga mengurangi frekuensi ketemu
muka. Ada sebuah hal yang hilang dari interaksi seperti ini. Bertemu muka
sangat lain dan tidak seharusnya digantikan dengan bertemu di dunia maya.
Obrolan, tatapan mata, ekspresi muka, canda lewat ketawa tidak bisa tergantikan
oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.
7. Batasan
ranah pribadi dan sosial yang menjadi kabur.
Dalam
situs jejaring sosial kita bebas menuliskan apa saja, sering kali tanpa sadar
kita menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan ke lingkup sosial.
Persoalan rumah tangga seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain dengan
hanya memperhatikan status dari orang tersebut.
8. Tersebarnya
data penting yang tidak semestinya.
Seringkali
pengguna situs jejaring sosial tidak menyadari beberapa data penting yang tidak
semestinya ditampilkan secara terbuka. Seperti sudah dijelaskan dalam artikel
tentang keamanan situs jejaring sosial, default dari info kita seharusnya
tertutup dan tidak tertampil. Kalau memang ada yang perlu baru dibuka satu per
satu sesuai kebutuhan.
9. Pornografi.
Sebagaimana
situs jejaring sosial lainnya tentu ada saja yang memanfaatkan situs semacam
ini untuk kegiatan berbau pornografi.
10. Pemanfaatan
untuk kegiatan negatif.
Walupun
telah diatur dalam peraturan penggunaan situs jejaring sosial, tetap saja ada
pihak yang memanfaatkan situs jejaring sosial untuk kegiatan negatif melalui
group ataupun pages.
11. Kesalahpahaman.
Situs
jejaring sosial merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan
teman-temannya. Seperti kehidupan nyata gosip atau informasi miring dengan
cepat juga dapat berkembang di jaringan ini. Haruslah disadari menulis di
status, di wall dan komentar diberbagai aplikasi adalah sama saja seperti
obrolan pada kehidupan nyata bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa
tulisan terkadang menimbulkan salah tafsir. Sudah ada kasus pemecatan seorang
karyawan gara-gara menulis yg tidak semestinya di situs jejaring sosial, juga
terjadi penuntutan ke meja pengadilan gara-gara kesalahpahaman di situs
jejaring sosial.
12. Mempengaruhi
kesehatan (masih perdebatan).
Sebuah
artikel di media inggris menyebutkan situs jejaring sosial dapat meningkatkan
stroke dan penyakit lainnya. Alasan yang dikemukakan menurut saya masih perlu
dikaji lagi. Kalau menurut pendapat saya bukan karena situs jejaring sosialnya
tetapi karena kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer.
13. Penipuan.
Seperti
media online lainnya, situs jejaring sosial juga rentan dimanfaatkan untuk
tujuan penipuan. Kita tidak akan tahu sebenarnya siapa dibalik account situs
jejaring sosial. Orang dengan mudah membuat account baru untuk keperluan yang
tidak baik. Ada yang menggunakan modus berkenalan dan akhirnya menjadi akrab di
dunia maya yang ternyata ujung-ujungnya digunakan untuk melakukan penipuan atau
tindakan kriminal lainnya.
Di
samping dampak-dampak negatif yang telah disebutkan di atas, jejaring sosial
juga memberikan manfaat bagi para menggunanya. Dampak positif dari situs
jejaring sosial adalah sebagai berikut:
1. Memperluas
jaringan pertemanan, dengan situs jejaring sosial bisa mendapat teman-teman
baru, namun ada juga yang sepertinya kurang bermaksud baik.
2. Mempererat
tali silaturahmi, dengan situs jejaring sosial bertemu kawan-kawan lama dan
akhirnya komunikasi dapat berlanjut hingga sekarang, sampai-sampai bisa
mengadakan reuni kecil-kecilan.
3. Cepat
mendapatkan informasi terkini tentang teman kita.
4. Media
refreshing, member selalu bisa menjadi lebih rileks ketika membuka situs
jejaring sosial.
5. Meningkatkan
angka penjualan, bagi yang memiliki bisnis atau usaha situs jejaring sosial
merupakan media promosi yang gratis dan sangat efektif bagi usaha.
6. Dalam
situs jejaring sosial banyak terdapat kuis yang bermanfaat untuk mengetahui
lebih banyak tentang siapa sih kita sebenarnya. Namun, kita juga harus tetap
waspada, sebagian kuis yang terdapat dalam situs jejaring sosial mengandung
unsur – unsur ramalan.
7. Sarana
diskusi, di situs jejaring sosial kita bisa bergabung dengan berbagai komunitas
/ grup.
- Korelasi antara Jejaring Sosial terhadap Motivasi Belajar dan Aktivitas
Banyak
masalah yang ditimbulkan jejaring sosial di kehidupan nyata, terlebih dampak
nyatanya pada dunia pendidikan. Motivasi siswa kini menurun, prestasi
belajarnyapun menurun, dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran juga mulai
mengalami penurunan. Kurangnya waktu belajar juga merupakan implikasi dampak
negatif dari situs jejaring sosial. Masalah-masalah tersebut dapat saja diatasi
dengan jalan melarang siswa atau anak didik untuk tidak menjadi pengguna
jejaring sosial. Tapi, apa hanya sampai di situkah pengawasan yang dilakukan?
Menurut
pengamat sosial media dan teknologi informasi Nukman Luthfie, selain harus
waspada, orang tua juga harus mempelajari secara mendalam media sosial ini demi
masa depan anak-anak. Berdasarkan penelusurannya, ditemukan fakta bahwa dari
17,6 juta pemilik akun jejaring sosial facebook berasal dari Indonesia, dan
360.000 orang di antaranya berumur 13 tahun.
Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga
anak-anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah
sebagai berikut:
Pertama,
berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di
internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua
mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan bisa mengawasi anaknya pada
saat berselancar di internet. Kedua, beritahukan tentang bahaya yang mengintai
dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih
berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti
batasan-batasannya. Ketiga, sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia
maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial. Keempat,
tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang
belum cukup umur.
Dampak
situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja,
karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada
usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial,
maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba
mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak
butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs
jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya
pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu
asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut.
Yang
paling menghawatirkan adalah bahwa pada era teknologi dan globalisasi seperti
sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat
penerima dan pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses
internet dan situs jejaring sosial.Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk
mengakses situs pertemanan, melainkan dapat mengaksesnya langsung di telepon
seluler mereka.Hal ini semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs
jejaring sosial untuk hal yang tidak sesuai dengan aturan.
Tidak
hanya siswa, para mahasiswapun tidak luput dari dampak situs jejaring sosial
ini. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State
University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial
seperti facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para
mahasiswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial facebook. Dari 219
mahasiswa yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna situs facebook
ternyata memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna.
Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi secara langsung antara jejaring
sosial seperti facebook yang menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar
menjadi jeblok. Namun diduga jejaring sosial telah menyebabkan waktu belajar
para siswa atau mahasiswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jejaring
sosial tersebut. Para pengguna jejaring sosial mengakui waktu belajar mereka
memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna jejaring sosial kehilangan
waktu antara 1 – 5 jam sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk
bermain jejaring sosial di internet.
Berdasarkan
hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres
pada tahun 2009, pengguna terbesar internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64
persen. Riset itu dilakukan melalui survei terhadap 2.000 responden. Sebanyak
53 persen dari kalangan remaja itu mengakses internet melalui warung internet
(warnet), sementara sebanyak 19 persen mengakses via telepon seluler. Sebagai
gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2009 menyebutkan,
pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya
setiap tahun rata-rata 25 persen. Riset Nielsen juga mengungkapkan, pengguna
Facebook pada 2009 di Indonesia meningkat 700 persen dibanding pada tahun 2008.
Sementara pada periode tahun yang sama, pengguna Twitter tahun 2009 meningkat
3.700 persen. Sebagian besar pengguna berusia 15-39 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa memang benar adanya pengguna situs jejaring sosial adalah dari kalangan
remaja usia sekolah.
Motivasi
dan prestasi belajar siswa dapat menurun karena situs jejaring sosial. Buktinya
pada penelitian yang dilakukan oleh Aryn Karpinski yang sudah ditulis di bagian
atas. Prestasi belajar dalam hal ini nilai siwa menurun akibat terlalu sering
membuka situs jejaring sosial di internet. Hal ini mungkin karena motivasi belajar
siswa tersebut juga menjadi berkurang karena lebih mementingkan jejaring
sosialnya daripada prestasi belajarnya sendiri. Motivasi sangat memegang
pengaruh yang penting terhadap siswa, karena dengan motivasi siswa tersebut
dapat menyadari betapa pentingnya belajar untuk kehidupan yang akan datang.
Motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita siswa yang mungkin
telah tertanam sejak siswa itu memiliki cita-cita. Untuk itulah motivasi
belajar siswa perlu dipertahankan dan jangan sampai motivasi tersebut menurun
akibat dari penggunaan sius jejaring sosial yang semakin menghawatirkan.
BAB III
Metodelogi Penelitian
A.
Lokasi
dan Tempat Penelitian
Lokasi
dan tempat penelitian akan dilaksanakan di Depok, 01 Januari 2016.
B.
Metode
Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah
analisis deskripsi yaitu analisis yang membandingkan dengan jelas mengenai dampak
positif dan negatif jejaring social dalam terhadap motivasi belajar dan
aktivitas remaja.
C.
Instrumen
Penelitian
Instrument
penelitian ini berupa kuesioner.
D.
Analisis
Data
Untuk memudahkan penelitian dan jawaban kuisioner yang
disebarkan kepada responden, maka dapat diketahui pertanyaan responden terhadap
implementasi pengaruh jejaring sosial terhadap motivasi belajar dan aktivitas remaja
maka dapat dibuat kriteria skala likert sebagai berikut :
Skala Likert
Jawaban
|
Skala Nilai
|
Sangat Baik
|
5
|
Baik
|
4
|
Kurang Baik
|
3
|
Tidak Baik
|
2
|
Sangat Tidak Baik
|
1
|
DAFTAR
PUSTAKA