Minggu, 27 Desember 2015

TUGAS SOFTSKILL
Proposal Penelitian Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Motivasi Belajar dan Aktivitas Remaja



DITA LOGIARTI
12113607
3KA07
DOSEN: SANGSANG SANGABAKTI







Bab I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat keefektifan belajar seorang remaja, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal seperti suasana hati, kemalasan, semangat, dan kesehatan, serta faktor eksternal seperti lingkungan pertemanan, keluarga, kampus, kondisi cuaca, tenaga pengajar, ketersediaan fasilitas, dan teknologi, dapat mempengaruhi keefektifan belajar remaja. Di samping itu, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini penulis menyadari pesatnya perkembangan teknologi, terutama di kalangan anak muda, dan khususnya di lingkup remaja. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, peningkatan jumlah pengguna internet pun juga meningkat tajam. Bersamaan dengan itu, tak dapat dipungkri lagi bahwa jumlah pengguna jejaring sosial juga meningkat.

Berdasarkan data dari UNICEF tahun 2014, pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan remaja mencapai 30 juta jiwa, dan bisa dipastikan lebih dari 70 persen dari angka tersebut merupakan pengguna internet aktif yang memiliki setidaknya satu akun jejaring sosial. Data tersebut mencakup remaja baik itu yang kuliah maupun yang tidak. Dari angka yang spektakuler ini penulis berasumsi bahwa internet dan jejaring sosial, atau media sosial, sedikit-banyak telah memberikan dampak terhadap remaja Indonesia. Tidak hanya dalam kehidupan umum saja, namun dampak dari jejaring sosial juga sudah mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak tersebut mencakup dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Oleh karenanya, di dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti dampak dari media sosial tersebut terhadap remaja.


1.2  Identifikasi Masalah
Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap remaja?

1.3  Pembatasan Masalah
Adanya situs-situs dan aplikasi-aplikasi jejaring sosial dapat memengaruhi kehidupan siswa/mahasiswa, baik itu kehidupan secara umum maupun dalam dunia pendidikan/perkuliahan.

1.4  Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Adakah dampak positif dari jejaring sosial terhadap motiivasi belajar remaja?
2.      Bagaimana dampak dari jejaring sosial terhadap motivasi belajar remaja?

1.5  Tujuan Penelitian
Secara terperinci, tujuan dari penulisan dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Mencari tahu pengaruh jejaring sosial terhadap motivasi belajar remaja.
2.      Menginformasikan kepada pembaca mengenai apa itu jejaring sosial dan apa saja pengaruhnya.
3.      Membantu merumuskan alternatif-alternatif solusi terhadap permasalahan yang ditimbulkan oleh jejaring sosial.

1.6  Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis ingin menyampaikan kepada pembaca tentang dampak positif dan negatif apa saja yang dapat ditimbulkan media sosial terhadap proses belajar remaja. Ke depannya, supaya data-data dalam penelitian ini dapat berguna untuk bahan pertimbangan guna mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh media sosial, serta lebih jauh lagi, diharapkan penelitian ini dapat juga meningkatkan produktifitas dan motivasi belajar remaja sehingga meningkatkan prestasi mereka.




Bab II
Kajian Teori

Jejaring sosial atau media sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan di mana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.
Dengan berkembangnya dunia teknologi, saat ini banyak situs-situs jejaring sosial yang menyedot perhatian banyak massa. Sebut saja Facebook dan Twitter yang belakangan ini sangat digandrungi anak kecil, remaja maupun dewasa. Sudah dapat dipastikan situs jejaring sosial ini memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya itu sendiri. Pemanfaatan internet akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan dan pergaulan sosial. Khusus mengenai jejaring sosial atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan.
Bentuk kolaborasi antara lain adalah:
·         Saling bertukar pendapat/komentar.
·         Mencari teman.
·         Saling mengirim surel.
·         Saling memberi penilaian
·         Saling bertukar dokumen, dan lain sebagainya.


  • Macam-Macam Situs Jejaring Sosial
1.      Jaringan sosial di internet
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.
Ada banyak situs penyedia layanan jejaring sosial di internet, mulai dari yang sangat booming sampai yang biasa-biasa saja. Keadaan ini bisa saja berubah seiring waktu. Di mana satu jejaring sosial lebih banyak diminati disbanding jejaring sosial yang lain. Namun pada fungsi dasarnya, jejaring sosial ini sama saja, hanya beda fitur dan peruntukannya.

2.      Facebook
Facebook adalah website jaringan sosial di mana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

3.      Twitter
Twitter adalah salah satu layanan social networking dan saat ini merupakan layanan sangat terkenal terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Twitter ini berfungsi sebagai microblog, atau blog dengan skala yang kecil, di mana para penggunanya dibatasi untuk menggunakan hanya 140 karakter huruf di dalam setiap tulisan (tweet) mereka.

4.      Instagram
Instagram mulai booming pada tahun 2013 saat pihak pengembangnya mulai melebarkan sayap platform aplikasi Instagram dari iOS ke Android. Berbeda dari Facebook dan Twitter, Instagram digunakan untuk berbagi momen lewat foto. Meskipun pada Facebook dan Twitter kita juga dapat membagikan foto, namun jejaring sosial Instagram hanya dikhususkan untuk foto saja. Namun pada akhirnya Instagram dibeli oleh Facebook.

Dampak Jejaring Sosial
Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial. Selain itu penyalahgunaan situs jejaring sosial juga digunakan sebagai ajang prostitusi di kalangan remaja. Selain kedua hal tersebut, masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau pemakai, menekankan pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya.
Setidaknya, ada beberapa dampak negatif dari situs jejaring sosial:
1.      Membuat Seseorang Menjadi Penyendiri dan Susah Bergaul
Situs jejaring sosial di internet membuat penggunanya memiliki dunia sendiri, sehingga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan situs jejaring sosial sering mengalami hal ini. Yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya lagi.

2.      Kurangnya Sosialisasi dengan Lingkungan
Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial peserta didik (siswa). Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya bersama teman teman di komunitas jejaring sosialnya, yang rata-rata membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya kemampuan interaksi siswa menurun.

3.      Berkurangnya Waktu Belajar Siswa
Hal ini sudah jelas, karena dengan mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial siswa akan lupa waktu, sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu saja.

4.      Mengurangi kinerja.
Banyak karyawan perusahaan, dosen, mahasiswa yang bermain situs jejaring sosial pada saat sedang bekerja. Mau diakui atau tidak pasti mengurangi waktu kerja. Sebenarnya bisa dikurangi akibatnya jika kita bisa memanage waktu yaitu bermain situs jejaring sosial ketika istirahat. Saya sendiri mengharamkan situs jejaring sosial bagi diri saya ketika saya sedang di institut. Hari senin sampai jum’at dari jam 9 sampai jam 18 adalah waktu terlarang bagi saya untuk membuka situs jejaring sosial.

5.      Berkurangnya perhatian terhadap keluarga.
Mau diakui atau tidak ini terjadi jika kita membuka situs jejaring sosial saat sedang bersama keluarga. Sebuah riset di inggris menunjukan bahwa orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak mereka karena berbagai alasan. Salah satunya karena situs jejaring sosial. Bisa terjadi sang suami sedang menulis wall, si istri sedang membuat koment di foto sementara anaknya diurusi pembantu. Saya termasuk orang kolot dalam hal ini. Saya akan membatasi diri saya dan keluarga saya untuk sekedar bermain situs jejaring sosial atau sms-an yang tidak penting saat bersama keluarga.

6.      Tergantikanya kehidupan sosial.
Situs jejaring sosial sangat nyaman sekali. Saking nyamannya sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi lewat facebook sehingga mengurangi frekuensi ketemu muka. Ada sebuah hal yang hilang dari interaksi seperti ini. Bertemu muka sangat lain dan tidak seharusnya digantikan dengan bertemu di dunia maya. Obrolan, tatapan mata, ekspresi muka, canda lewat ketawa tidak bisa tergantikan oleh rentetan kata-kata bahkan video sekalipun.

7.      Batasan ranah pribadi dan sosial yang menjadi kabur.
Dalam situs jejaring sosial kita bebas menuliskan apa saja, sering kali tanpa sadar kita menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan ke lingkup sosial. Persoalan rumah tangga seseorang tanpa sadar bisa diketahui orang lain dengan hanya memperhatikan status dari orang tersebut.

8.      Tersebarnya data penting yang tidak semestinya.
Seringkali pengguna situs jejaring sosial tidak menyadari beberapa data penting yang tidak semestinya ditampilkan secara terbuka. Seperti sudah dijelaskan dalam artikel tentang keamanan situs jejaring sosial, default dari info kita seharusnya tertutup dan tidak tertampil. Kalau memang ada yang perlu baru dibuka satu per satu sesuai kebutuhan.

9.      Pornografi.
Sebagaimana situs jejaring sosial lainnya tentu ada saja yang memanfaatkan situs semacam ini untuk kegiatan berbau pornografi.

10.  Pemanfaatan untuk kegiatan negatif.
Walupun telah diatur dalam peraturan penggunaan situs jejaring sosial, tetap saja ada pihak yang memanfaatkan situs jejaring sosial untuk kegiatan negatif melalui group ataupun pages.

11.  Kesalahpahaman.
Situs jejaring sosial merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara user dan teman-temannya. Seperti kehidupan nyata gosip atau informasi miring dengan cepat juga dapat berkembang di jaringan ini. Haruslah disadari menulis di status, di wall dan komentar diberbagai aplikasi adalah sama saja seperti obrolan pada kehidupan nyata bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang menimbulkan salah tafsir. Sudah ada kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yg tidak semestinya di situs jejaring sosial, juga terjadi penuntutan ke meja pengadilan gara-gara kesalahpahaman di situs jejaring sosial.

12.  Mempengaruhi kesehatan (masih perdebatan).
Sebuah artikel di media inggris menyebutkan situs jejaring sosial dapat meningkatkan stroke dan penyakit lainnya. Alasan yang dikemukakan menurut saya masih perlu dikaji lagi. Kalau menurut pendapat saya bukan karena situs jejaring sosialnya tetapi karena kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer.

13.  Penipuan.
Seperti media online lainnya, situs jejaring sosial juga rentan dimanfaatkan untuk tujuan penipuan. Kita tidak akan tahu sebenarnya siapa dibalik account situs jejaring sosial. Orang dengan mudah membuat account baru untuk keperluan yang tidak baik. Ada yang menggunakan modus berkenalan dan akhirnya menjadi akrab di dunia maya yang ternyata ujung-ujungnya digunakan untuk melakukan penipuan atau tindakan kriminal lainnya.
Di samping dampak-dampak negatif yang telah disebutkan di atas, jejaring sosial juga memberikan manfaat bagi para menggunanya. Dampak positif dari situs jejaring sosial adalah sebagai berikut:
1.      Memperluas jaringan pertemanan, dengan situs jejaring sosial bisa mendapat teman-teman baru, namun ada juga yang sepertinya kurang bermaksud baik.
2.      Mempererat tali silaturahmi, dengan situs jejaring sosial bertemu kawan-kawan lama dan akhirnya komunikasi dapat berlanjut hingga sekarang, sampai-sampai bisa mengadakan reuni kecil-kecilan.
3.      Cepat mendapatkan informasi terkini tentang teman kita.
4.      Media refreshing, member selalu bisa menjadi lebih rileks ketika membuka situs jejaring sosial.
5.      Meningkatkan angka penjualan, bagi yang memiliki bisnis atau usaha situs jejaring sosial merupakan media promosi yang gratis dan sangat efektif bagi usaha.
6.      Dalam situs jejaring sosial banyak terdapat kuis yang bermanfaat untuk mengetahui lebih banyak tentang siapa sih kita sebenarnya. Namun, kita juga harus tetap waspada, sebagian kuis yang terdapat dalam situs jejaring sosial mengandung unsur – unsur ramalan.
7.      Sarana diskusi, di situs jejaring sosial kita bisa bergabung dengan berbagai komunitas / grup.


  • Korelasi antara Jejaring Sosial terhadap Motivasi Belajar dan Aktivitas
Banyak masalah yang ditimbulkan jejaring sosial di kehidupan nyata, terlebih dampak nyatanya pada dunia pendidikan. Motivasi siswa kini menurun, prestasi belajarnyapun menurun, dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran juga mulai mengalami penurunan. Kurangnya waktu belajar juga merupakan implikasi dampak negatif dari situs jejaring sosial. Masalah-masalah tersebut dapat saja diatasi dengan jalan melarang siswa atau anak didik untuk tidak menjadi pengguna jejaring sosial. Tapi, apa hanya sampai di situkah pengawasan yang dilakukan?
Menurut pengamat sosial media dan teknologi informasi Nukman Luthfie, selain harus waspada, orang tua juga harus mempelajari secara mendalam media sosial ini demi masa depan anak-anak. Berdasarkan penelusurannya, ditemukan fakta bahwa dari 17,6 juta pemilik akun jejaring sosial facebook berasal dari Indonesia, dan 360.000 orang di antaranya berumur 13 tahun.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet. Kedua, beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya. Ketiga, sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial. Keempat, tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.
Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut.
Yang paling menghawatirkan adalah bahwa pada era teknologi dan globalisasi seperti sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial.Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk mengakses situs pertemanan, melainkan dapat mengaksesnya langsung di telepon seluler mereka.Hal ini semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal yang tidak sesuai dengan aturan.
Tidak hanya siswa, para mahasiswapun tidak luput dari dampak situs jejaring sosial ini. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial seperti facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial facebook. Dari 219 mahasiswa yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna situs facebook ternyata memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi secara langsung antara jejaring sosial seperti facebook yang menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga jejaring sosial telah menyebabkan waktu belajar para siswa atau mahasiswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jejaring sosial tersebut. Para pengguna jejaring sosial mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna jejaring sosial kehilangan waktu antara 1 – 5 jam sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain jejaring sosial di internet.
Berdasarkan hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres pada tahun 2009, pengguna terbesar internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64 persen. Riset itu dilakukan melalui survei terhadap 2.000 responden. Sebanyak 53 persen dari kalangan remaja itu mengakses internet melalui warung internet (warnet), sementara sebanyak 19 persen mengakses via telepon seluler. Sebagai gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2009 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya setiap tahun rata-rata 25 persen. Riset Nielsen juga mengungkapkan, pengguna Facebook pada 2009 di Indonesia meningkat 700 persen dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang sama, pengguna Twitter tahun 2009 meningkat 3.700 persen. Sebagian besar pengguna berusia 15-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa memang benar adanya pengguna situs jejaring sosial adalah dari kalangan remaja usia sekolah.
Motivasi dan prestasi belajar siswa dapat menurun karena situs jejaring sosial. Buktinya pada penelitian yang dilakukan oleh Aryn Karpinski yang sudah ditulis di bagian atas. Prestasi belajar dalam hal ini nilai siwa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di internet. Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi berkurang karena lebih mementingkan jejaring sosialnya daripada prestasi belajarnya sendiri. Motivasi sangat memegang pengaruh yang penting terhadap siswa, karena dengan motivasi siswa tersebut dapat menyadari betapa pentingnya belajar untuk kehidupan yang akan datang. Motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita siswa yang mungkin telah tertanam sejak siswa itu memiliki cita-cita. Untuk itulah motivasi belajar siswa perlu dipertahankan dan jangan sampai motivasi tersebut menurun akibat dari penggunaan sius jejaring sosial yang semakin menghawatirkan.




BAB III
Metodelogi Penelitian

A.    Lokasi dan Tempat Penelitian
Lokasi dan tempat penelitian akan dilaksanakan di Depok, 01 Januari 2016.

B.     Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah analisis deskripsi yaitu analisis yang membandingkan dengan jelas mengenai dampak positif dan negatif jejaring social dalam terhadap motivasi belajar dan aktivitas remaja.

C.    Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini berupa kuesioner.

D.    Analisis Data
Untuk memudahkan penelitian dan jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden, maka dapat diketahui pertanyaan responden terhadap implementasi pengaruh jejaring sosial terhadap motivasi belajar dan aktivitas remaja maka dapat dibuat kriteria skala likert sebagai berikut :
Skala Likert
Jawaban
Skala Nilai
Sangat Baik
5
Baik
4
Kurang Baik
3
Tidak Baik
2
Sangat Tidak Baik
1



DAFTAR PUSTAKA