Senin, 25 April 2016

Eksistensi Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi

Bahasa Indonesia pada era globalisasi saat ini perlu dibina dan dimasyarakatkan kembali oleh setiap warga Negara Indonesia. Hal ini diperlukan mengingat bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia yang seharusnya menyatu kepada jiwa setiap masyarakat Indonesia. Tetapi pada kenyataannya yang terjadi bukan itu, melainkan penyelewengan bahasa Indonesia dari struktur asli bahasa Indonesia itu sendiri. Banyak masyarakat Indonesia yang sudah terbawa pengaruh arus dari budaya asing yang menyebabkan berkurangnya rasa cinta terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya. Padahal jika kita disiplin dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan sesuai kaidahnya itu akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
 Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya. Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
Sejak dini kita sebenarnya harus dilatih berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Tetapi jika dari orangtuanya saja tidak mampu atau tidak bisa mengucapkan bahasa Indonesia yang benar pasti kemungkinan besarnya adalah buah hatinya pun tidak bisa berbicara dengan bahasa Indonesia yang benar. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia ± 80 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan, sebab sudah banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestasi tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu? Jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya dan anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya. Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.






PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA


KARYA ILMIAH

Diajukan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 dan sebagai syarat kelengkapan tugas akhir semester VI


Oleh




Nama               :           Dita Logiarti
Kelas                :           3KA07
NPM                :           12113607





UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan mahasiswa mengenai penggunaan handphone di dalam lingkungan Mahasiswa Universitas Gunadarma dan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan handphone di dalam lingkungan Universitas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel dan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dengan populasi penelitian adalah sebagian besar mahasiswa Universitas Gunadarma tetapi ada pula yang diluar dari itu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa handphone cukup menunjang  terhadap prestasi belajar mahasiswa,hal ini terjadi tidak terlepas dari berbagai pengaruh positif penggunaan handphone yang dapat di manfaatkan dengan baik oleh mahasiswa,namun pengaruh negatif juga terjadi pada beberapa mahasiswa seperti penggunaan handphone pada saat jam pelajaran yang juga dapat mengganggu konsentrasi mahasiswa,kemudian beberapa mahasiswa yang juga menyimpan video porno yang juga dapat merusak karakter dan aqidah mahasiswa itu sendiri.
Oleh karena itu, dengan memberikan gambaran Pengaruh Penggunaan  HandphoneTerhadap Prestasi Belajar Mahasiswa penulis berharap seluruh mahasiswa dan dosen dapat mengetahui pengaruh penggunaan handphone terhadap pengaruh belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma.         


DAFTAR ISI



BAB I


PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan pada kehidupan manusia, telah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk mempermudah semua aspek kehidupan yang bernama TEKNOLOGI. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak.
Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi. Contohnya pada salah satu fasilitas canggih pada masa ini yang akan dibahas yaitu mengenai telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan handphone.
Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan.Termasuk pelajar perkembangan teknologi semakin memasyarakat dikalangan pelajar. kini handphone (Hp) adalah sakunya seorang pelajar,hampir semua anak didik mengantongi handphone. Hal ini merupakan kebanggan bagi Orang tua, karena mempunyai anak yang tidak ketinggalan zaman. Orang tua menyadari akan pentingnya handphone bagi anaknya dengan berbagai alasan, namun Orang tua tidak menyadari bahwa disamping itu handphone juga mempunyai dampak negatif.
Tantangan dunia pendidikan adalah etika, etika moral seorang siswa, hal ini tercermin dari ditemukannya beberapa handphone siswa yang berisikan video porno, hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran siswa akan moral. Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi.Namun terkadang juga handphone dapat mengganggu atau memiliki beberapa hal negatif diantaranya tempat untuk menyimpan gambar-gambar porno,atau menggunakan handphone saat tengah diadakan proses belajar yang dapat mengganggu siswa atau perhatian dan minat mereka dalam belajar menjadi berkurang di karenakan mereka lebih sibuk untuk saling berkiriman pesan.

B.      Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat di ambil dari latar belakang di atas yaitu Bagaimana pengaruh penggunaan handphone dalam  meningkatkan prestasi belajar Mahasiswa.

C.     Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan handphonedalam  meningkatkan prestasi belajar Mahasiswa.

D.         Manfaat Penelitian

      Adapun manfaat penelitian yang ingin di capai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Agar penulis dapat mengembangkan pengetahuannya dalam penulisan karya tulis ilmiah.
2.      Agar pembaca dapat mengetahui pengaruh penggunaan handphone terhadap prestasi belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma.


BAB II


KAJIAN PUSTAKA


A.    Dekskripsi umum

  1. Handphone
    Handphone adalah salah satu alat telekomunikasi yang didalamnya terdapat fasilitas seperti ; SMS, MP3, Video , Kamera, Record sehingga handphone menjadi alat multimedia
  2. Belajar
    Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini termasuk buku, guru, atau sesame teman. Yang dimaksud dengan perubahan sikap disini, apabila sseorang yang semula tidak tahu , maka setelah mempelajari sesuatu ia akan berubah menjadi tahu yang selanjutnya akan terjadi perubahan tingkah laku.
    Keberhasilan atau kegagalan seseorang siswa menunjukkan prestasi belajar yang dicapai, sedangkan kecerdasan seseorang akan mempengaruhi prestasi belajar.
  3. Prestasi Belajar
    Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / keterampilan yang dikembangkan dengan nilai tes (nilai/angka) yang diberikan oleh guru / pendidik. Dengan demikian, jika peran serta orang tua tinggi diharapkan tingkat prestasi peserta didik juga tinggi.
Handphone teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk teknologi komunikasi. Dan pada tahun 1971, jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP. Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum frekuensi yang boros.
     Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Selain itu, teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT atau Nordic Mobile Telephone adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz.
Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, lahirlah teknologi generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Sebagai perbandingan, modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA).
Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps.
Sejarah GSM diawali dengan diadakannya konferensi pos dan telegraf di Eropa pada tahun 1982. Konferensi ini membentuk suatu study group yang bernama Groupe Special Mobile (GSM) untuk mempelajari dan mengembangkan sistem komunikasi publik di Eropa. Pada tahun 1989, tugas ini diserahkan kepada European Telecommunication Standards Institute (ETSI) dan GSM fase I diluncurkan pada pertengahan 1991.
Pada tahun 1993, sudah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter. GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2. Setelah 2G, lahirlah generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari generasi kedua. Generasi 2,5 ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE.
Baru-baru ini, tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya yang diprediksikan akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan. Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) atau WCDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access). Kelebihan generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi indoor.
Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti internet, video streaming, video telephony, dan lain-lain dengan lebih baik. Generasi ketiga ini menggunakan teknologi CDMA yang awalnya muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Beberapa paten pada jaringan-jaringan yang ada sekarang yang berbasis pada teknologi CDMA dimiliki Qualcomm Inc., sehingga pembuat peralatan membayar royalti.
Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel.
Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada tahun 1995 dan sampai sekarang, CDMA merupakan saingan utama dari sistem GSM di banyak negara. Pada tahun 1999, the International Telecommunication Union (ITU) memilih CDMA sebagai standar teknologi untuk generasi ketiga (3G). Varian CDMA yang banyak digunakan adalah WCDMA dan TD-SCDMA.
Pada bulan Mei 2001 sudah terdapat 35 juta pelanggan CDMA di seluruh dunia. Dan pada tahun 2003, terdapat 100 juta pelanggan yang menggunakan CDMA di seluruh dunia. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.
Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone.
Ketika kita duduk di rumah pun, kita masih bisa melakukan berbagai hal tanpa harus keluar ruangan, seperti mencek saldo bank, membayar SPP untuk kuliah anak-anak, memesan makanan dan lain-lain.
Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan berkualitas bukan impian belaka.

BAB III


METODOLOGI PENELITIAN


A.     JENIS PENELITIAN

Mengetahui bagaimana tanggapan Mahasiswa Universitas Gunadarma dengan melakukan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang cenderung menggambarkan apa suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, mengutamakan obyektifitas, dan dilakukan secara cerma. Salah satu bentuk penelitian deskriptif adalah metode survei (angket), bentuk peneltian pengumpulan data yang relative terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya. Menjalankan metode survey boleh berupa penyebaran angket, yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel. Angket berisi pertanyaan-pertanyaan tentang rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian. Survei di lakukan kepada minimal 30% dari jumlah populasi. Penelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penelitian  naturalistic yang menggunakan kasus spesifik melalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis.

B.     POPULASI DAN SAMPEL

1.                  Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah Mahasiswa.
2.                  Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 20 Mahasiswa Universitas Gunadarma dengan objek penelitiannya adalah latar belakang pengaruh penggunaan handphone terhadap kepribadian dengan prestasi belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma.

C.     PENGUMPULAN DATA

Cara pengambilan data untuk memperoleh tujuan dari penelitian ini adalah dengan cara penyebaran angket kepada sampel  yang disebar ke 20 Mahasiswa Universitas Gunadarma (angket terlampir).


BAB IV


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1.      Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Menurut anda, apakah Handphone merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi ?
Dari hasil penelitian diperoleh jawaban sebagai berikut:
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
20
100%
Tidak
0
0%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%

Tabel 4.1. Frekuensi Handphone merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi

2.      Apakah pada saat belajar di rumah handphone anda di Nonaktifkan?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
5
25%
Tidak
15
75%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%

Tabel 4.2. Penonaktifan handphone saat belajar di rumah

3.      Apakah anda sering menggunakan handphone pada saat jam pelajaran di sekolah?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
10
50%
Tidak
0
0%
Tidak menjawab
0
0%
Kadang-kadang
10
50%
Jumlah
20
100%

Tabel 4.3. Penggunaan handphone saat jam pelajaran

4.      Apakah penggunaan handphone membuat anda merasa malas belajar?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
15
75%
Tidak
5
25%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%
  

Tabel 4.4. Hubungan penggunaan handphone dengan rasa malas belajar
5.      Apakah anda merasa adanya pengaruh positif setelah menggunakanhandphone ?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
20
100%
Tidak
0
0%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%

  Tabel 4.5. Pengaruh positif penggunaan handphone

6.      Apakah anda pernah merasa adanya pengaruh negatif dalam penggunaan handphone?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
15
75%
Tidak
5
25%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%
                
 Tabel 4.6. Pengaruh negatif penggunaan handphone

7.      Apakah waktu belajar anda lebih banyak dibandingkan dengan memainkan Handphone?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
10
50%
Tidak
10
50%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%
           
Tabel 4.7. Perbandingan waktu belajar dan memainkan handphone
8.      Apakah handphone merupakan salah satu alat motivasi belajar anda?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
5
25%
Tidak
15
75%
Tidak menjawab
0
0%
Jumlah
20
100%
                
Tabel 4.8. Handphone sebagai salah satu motivasi belajar
9.      Menurut anda, apakah ada cara yang efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone?
Jawaban
Jumlah (Frekuensi)
Persentase
Ya
8
40%
Tidak
7
35%
Tidak menjawab
5
25%
Jumlah
20
100%
Tabel 4.9. Cara efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone

2.      Pembahasan

1.      Handphone sebagai kebutuhan
Dari data hasil penelitian pada soal No. 1, yaitu mengenai handphone merupakan kebutuhan Mahasiswa Universitas Gunadarma. Hasil dari data tersebut menunjukkan bahwa 100% Mahasiswa setuju bahwa handphone merupakan suatu kebutuhan yang harus terpenuhi.
2.      Penonaktifan handphone saat belajar di rumah
Dari data hasil penelitian pada soal No. 2, yaitu mengenai penonaktifan handphone saat belajar di rumah Mahasiswa Universitas Gunadarma dari data di peroleh bahwa 25% Mahasiswa menonaktifkan handphone mereka saat belajar di sekolah dan 75% Mahasiswa tidak menonaktifkan handphone mereka saat sedang belajar. Ini menunjukkan kurangnya keseriusan dalam proses belajar dirumah karena sebagian besar Mahasiswa tidak bisa lepas dari handphone bahkan saat belajar di rumah.
3.      Penggunaan handphone saat jam pelajaran
     Dari data hasil penelitian pada soal No.3, yaitu mengenai penggunaan handphone saat jam pelajaran Mahasiswa Universitas Gunadarma ,menunjukkan bahwa 50% Mahasiswa sering menggunakan handphone saat jam pelajaran dan 50% nya tidak menggunakan handphone saat jam pelajaran, hal ini menunjukkan bahwa perbandingannya setara ketika memperhatikan dosen yang sedang mengajar di kelas.
4.      Hubungan penggunaan handphone dengan rasa malas belajar
Dari data hasil penelitian pada soal No.4, yaitu mengenai hubungan penggunaan handphone dengan rasa malas belajar Mahasiswa Unversitas Gunadarma, sebanyak 75% Mahasiswa merasa malas belajar karena menggunakan handphone dan 25% Mahasiswa tidak merasa malas belajar ketika menggunakan handphone.
5.      Pengaruh positif penggunaan handphone
Dari data hasil penelitian pada soal No.5, yaitu mengenai pengaruh positif penggunaan handphone  Mahasiswa Universitas Gunadarma sebanyak 100% Mahasiswa merasa bahwa handphone memiliki dampak yang positif bagi mereka, hal ini menunjukkan bahwa handphone sangat positif dalam penggunaan misalnya saja dampak positif yang di dapatkan bahwa dengan menggunakan handphone beberapa Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas mereka baik melalui bertukar pendapat melalui pesan singkat bersama teman ataupun membuka beberapa aplikasi internet yang terkadang tersedia di handphone seperti misalnya google yang menyimpan banyak informasi yang dapat membantu para siswa dalam menyelesaikan tugas mereka.
6.      Pengaruh negatif penggunaan handphone
Dari data hasil penelitian pada soal No.6, yaitu mengenai pengaruh negatif penggunaan handphone Mahasiswa Universitas Gunadarma, bahwa 75% Mahasiswa merasa handphone memiliki dampak negatif dan 25% merasa handphone tidak memiliki dampak negatif. hal ini menunjukkan bahwa handphone memiliki plus minus dalam penggunaan misalnya saja beberapa siswa malas belajar ketika menggunakan handphone,dan juga handphone merupakan alat beberapa Mahasiswa untuk menyimpan berbagai hal yang menyimpang handphone mereka.
7.      Perbandingan waktu belajar dan memainkan handphone
Dari data hasil penelitian pada soal No.7, yaitu mengenai perbandingan waktu belajar Mahasiswa Universitas Gunadarma dengan waktu memainkan handphone, sebanyak 50% waktu belajar mereka lebih banyak di bandingkan memainkan handphone sedangkan 50% lagi  waktu belajar mereka kurang di bandingkan waktu mereka memainkan handphone.
8.      Handphone sebagai salah satu motivasi belajar
Dari data hasil penelitian pada soal No.8, yaitu mengenai handphone sebagai salah satu motivasi belajar, Hasil dari data tersebut menunjukkan bahwa 25% Mahasiswa mengungkapkan bahwa handphone juga merupakan salah satu alat motivasi belajar mereka, sedangkan 75% mengungkapkan bahwa handphone bukan alat motivasi beajar mereka.
9.      Cara efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone
Dari data hasil penelitian pada soal No.9, yaitu mengenai Cara efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone,bahwa 40% Mahasiswa Universitas Gunadarma mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone, seperti menonaktifkannya saat belajar dan kembali mengaktifkannya ketika sedang istirahat dan pulang,  35%  mengatakan bahwa tidak ada cara untuk mengurangi kebiasaan mereka menggunakan handphone dan 25% tidak menjawab.

BAB V


PENUTUP


A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan menggunakan teknik kajian kepustakaan, maupun kegiatan lapangan yang meliputi kuisioner dan pengamatan secara langsung maka didapatkan kesimpulan yaitu Mahasiswa Universitas Gunadarma berpendapat bahwa Handphone cukup menunjang  terhadap prestasi belajar.

B.     Saran

Perlunya peningkatan peraturan dari Dosen di dalam kelas ketika proses belajar sedang berlangsung mengenai penggunaan handphone karena sangat berpengaruh terhadap karakter siswa dan aqidah siswa serta prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA




LAMPIRAN

 

ANGKET


Judul Penelitian “Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Gundarma“

Nama Responden        :
Kelas                           :
Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel. Alat ini di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang di pilih!
1.      Menurut anda, apakah Handphone merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi ?
a.Ya
b.Tidak
2.      Apakah pada saat belajar di rumah handphone anda di Nonaktifkan?
a.Ya
b.Tidak
3.      Apakah anda sering menggunakan handphone pada saat jam pelajaran di kelas?
a.Ya
b.Tidak
4.       Apakah penggunaan handphone membuat anda merasa malas belajar?
a.Ya
b.Tidak
5.       Apakah anda merasa adanya pengaruh positif setelah menggunakan handphone ?
a.Ya
b.Tidak
Seperti…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6.      Apakah anda pernah merasa adanya pengaruh negatif dalam penggunaanhandphone?
a.Ya
b.Tidak
Seperti…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
7.      Apakah waktu belajar anda lebih banyak dibandingkan dengan memainkanHandphone?
a.Ya
b.Tidak
8.       Apakah handphone merupakan salah satu alat motivasi belajar anda?
a.Ya
b.Tidak
Karena…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
9.   Menurut anda, apakah ada cara yang efektif untuk mengurangi kebiasaan menggunakan handphone?
a. Ya
b.Tidak

Misalnya.…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………